PALANG MERAH REMAJA

Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang[1]. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

Sejarah

Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).

Pada tahun 1919 di dalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.

Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

Pendidikan dan pelatihan PMR

Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.

PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:

Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.

Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.

Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.

Remaja adalah kader relawan.

Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:

Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.

Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.

Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.

Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.

Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Jumbara

Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.

Tribakti PMR

dalam PMR ada tugas yang harus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:

Meningkatkan keterampilan hidup sehat

Berkarya dan berbakti kepada masyarakat

Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Tingkatan PMR

Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya

PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna emblem Hijau

PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit

PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna emblem Kuning

Prinsip dasar kepalangmerahan

Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).

Kemanusiaan

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.

Kesamaan

Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial atau pandangan politik. tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.

Kenetralan

Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.

Kemandirian

Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang kemanusiaan dan harus mentaati peraturan hukum yang berlaku dinegara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.

Kesukarelaan

Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

Kesatuan

Didalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lembaga yang digunakan Palang merah Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah negara bersangkutan.

Kesemestaan

Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir diseluruh dunia. Setiap perhimpunan Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama lain.

Minggu, 01 Mei 2011

Sejarah Gerakan Organisasi Palang Merah

A. GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul “Kenangan dari Solferino”, yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan;

Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional , yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk “Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera”, yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya “Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang”. Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.

PALANG MERAH INTERNASIONAL
Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC), yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah. Persyaratan pendirian suatu perhimpunan nasional diantaranya adalah :
mendapat pengakuan dari pemerintah negara yang sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa
menjalankan Prinsip Dasar Gerakan
Bila demikian ICRC akan memberi pengakuan keberadaan perhimpunan tersebut sebelum menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson warganegara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.
PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ( Internasional Red Cross Conference) . Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional ( ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional ) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.
Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja ( Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut khusus untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
KOMITMEN KEMANUSIAAN
Berikut adalah garis besar program kemanusiaan kepalangmerahan yang terakomodasi antara lain dalam kesepakatan Federasi Internasional ( Strategi 2010) ; Komitmen Regional anggota Perhimpunan ( Deklarasi Hanoi ) dan kesepakatan Konferensi Internasional ( Plan of Action ).
1. STRATEGI 2010
Strategi 2010 (S-2010) adalah seperangkat strategi Federasi Internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan pada dekade menantang. Dokumen yang diadopsi Sidang Umum pada tahun 1999 ini menjabarkan misi Federasi yaitu: “memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan”.
Tiga tujuan utama yang strategis adalah:
Memperbaiki Hajat Hidup masyarakat Rentan
Strategi ini terfokus melalui empat bidang inti, yaitu:
+ Promosi Prinsip-Prinsip dasar Gerakan dan nilai-nilai kemanusiaan;
+ Penanggulangan Bencana;
+ Kesiapsiagaan penanggulangan bencana; dan
+ Kesehatan dan perawatan di masyarakat.
Keempat bidang ini adalah suatu paket yang integral dan saling terkait satu sama lain, yang memiliki dua dimensi yaitu pelayanan dan advokasi.
Memobilisasi Kekuatan Kemanusiaan
Pengerahan kapasitas organisasi untuk pelayanan ini akan terjadi bila perhimpunan nasional berfungsi dengan baik. Artinya ada mekanisme organisasi, pengembangan kapasitas, memobilisi sumber keuangan dengan mengembangkan kemitraan dan mengoptimalkan komunikasi dalam Perhimpunan Nasional.
Bekerjasama Secara Efektif
Adanya perhimpunan nasional yang kuat akan membentuk sebuah Federasi yang kuat , efektif dan efisien yaitu dengan mengembangkan kerjasama subregional dan mengimplementasikan strategi gerakan, kemitraan dengan organisasi internasional lain, memobilisasi publik dan advokasi penentu kebijakan serta mengkomunikasikan pesan-pesan dan misi Federasi Internasional.
2. DEKLARASI HANOI “United for Action”
Dokumen ini disahkan melalui Konferensi Regional V di Hanoi, Vietnam pada tahun 1998, yang disepakati oleh 37 perhimpunan nasional se Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertekad , walau beragam budaya, geografis dan latar belakang lain, untuk bersatu demi suatu aksi kemanusiaan.
Kecenderungan bencana alam serta krisis moneter secara global telah melanda wilayah regional dan berdampak pada permasalahan imigrasi penduduk karena menghendaki perbaikan hidup, krisis ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran yang semakin meningkat serta berjangkitnya wabah penyakit. Hal ini menjadi tantangan bagi Palang Merah untuk membantu meringankan penderitaan umat manusia.
Deklarasi Hanoi memfokuskan penanganan program pada isu-isu berikut:
+ Penanggulangan bencana
+ Penanganan wabah penyakit
+ Remaja dan Manula
+ Kemitraan dengan pemerintah
+ Organisasi dan Manajemen kapasitas sumber daya
+ Hubungan masyarakat dan promosi
3. PLAN OF ACTION 2000 – 2003
Plan of Action 2000 – 2003 merupakan keputusan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa pada tahun 1999 . Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrarnya di bidang kemanusiaan.
Komitmen Pemerintah Indonesia
Memenuhi komitmen untuk meratifikasi Protokol Tambahan I dan II dari Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
Memperkuat Legislasi yang berkaitan dengan penggunaan Lambang Palang Merah
Memperkuat aspek-aspek kelembagaan dalam perencanaan kesiapsiagaan penanggulangan bencana
Mengintensifkan pendidikan dan diseminasi Hukum Humaniter Internasional dan karya-karya organisasi kemanusiaan kepada masyarakat sipil dan militer
Memperkuat kemitraan dengan lembaga-lembaga nasional untuk membantu masyarakat rentan
Komitmen Palang Merah Indonesia
Program diseminasi nilai-nilai kemanusiaan kepada anggota dan kelompok sasaran tertentu serta mendorong pemerintah untuk menyusun peraturan nasional mengenai lambang dan perjanjian terkait.
Mengintensifkan program kesiapsiagaan penanggulangan bencana di daerah-daerah yang rawan bencana melalui program “community based” dan meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan pelatihan sukarelawan serta penyediaan peralatan standar operasional.
Melaksanakan program sosial dan kesehatan dalam hal pelayanan darah, pendidikan remaja sebaya sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS atau kegiatan-kegiatan yang berorientasikan pada pelayanan P3K yang berbasis masyarakat, masalah air dan sanitasi, kesejahteraan kelompok masyarakat rentan di daerah tertinggal dan memperbaiki pelayanan ambulan dan pos P3K.

Palang Merah Remaja

Sejarah Palang Merah Remaja

Dibentuk pada Kongres PMI pada Januari 1950 di Jakarta. PMR dulu bernama Palang Merah Pemuda, 1 Maret 1950. Secara resmi berkembangnya PMR di sekolah didasari Surat Edaran Dirgen Pendidikan No. 11-052-1974, pada tanggal 22 Juni 1974.

Syarat-syarat menjadi anggota PMR

Berikut ini adalah syarat-syarat untuk menjadi anggota PMR.
  1. Warga Negara Indonesia.
  2. Berusia 7 tahun sampai dengan 21 tahun.
  3. Dapat membaca dan menulis.
  4. Atas kemauan sendiri, tanpa paksaan maupun tekanan dari orang lain, ingin menjadi anggota PMR.
  5. Mendapat persetujuan dari orang tua atau wali.
  6. Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diharuskan.
  7. Bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela.

Hak keanggotaan

Hak keanggotaan berakhir apabila:
  1. Meninggal dunia
  2. Merugikan nama dan kedudukan PMR khususnya, dan PMI umumnya.

PATUT

Isi dari PATUT:
P : Penolong mengamankan diri sendiri sebelum bertindak
A : Amankan Korban
T : Tandai tempat kejadian
U : Usahakan panggil bantuan
T : Tangani korban (dengan P3K) mulai dari luka yang paling serius atau membahayakan keselamatan korban

Faktor-Faktor yang dilatih dalam pendidikan ke-PMR-an:

  • Fisik
  • Mental
  • Kreatifitas/Otak

Pertolongan Pertama

Pelaksanaan pertolongan pertama

  1. Periksa kesadaran
  2. Periksa pernapasan
  3. Periksa apakah ada tanda-tanda pendarahan
  4. Periksa keadaan lokal atau keadaan sekitar

Peralatan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)

  1. Bahan membersihkan tangan. Contoh: Sabun, alkohol.
  2. Obat pencuci luka. Contoh: Rivanol, alkohol.
  3. Obat pengurang rasa sakit. Contoh: Parasetamol.
  4. Wewangian untuk menyadarkan korban. Contoh: Cologne, minyak angin.
  5. Pembalut gulung
  6. Mitela
  7. Kapas
  8. Plester
  9. Kain kassa/ kain steril
  10. Gunting
  11. Pinset

Pelajaran Membuat Tandu

  1. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan: tambang, bambu untuk pegangan tangan
  2. Membuat simpul jangkar dan simpul pangkal
  3. Mengencangkan dan menguatkan tandu agar bisa ditempati oleh korban

Pelajaran Evakuasi korban

  1. Bagaimana cara mengangkat korban ke tandu
  2. Cara mengangkat korban dengan 2 orang atau lebih.
  3. Cara mengangkat korban sendiri

Urutan apél

Urutan apél yang digunakan dalam PMR

  1. Pemimpin apél memasuki lapangan apél.
  2. Pemimpin apél menyiapkan barisan.
  3. Pembina apél memasuki lapangan apél.
  4. Penghormatan kepada Pembina apél dipimpin oleh pemimpin apél.
  5. Laporan pemimpin apél kepada pembina apél bahwa apél akan segera dimulai.
  6. Pembacaan 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah Internasional.
  7. Pembacaan Tribakti Palang Merah Remaja.
  8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan Mars Palang Merah Indonesia.
  9. Amanat Pembina, peserta diistirahatkan.
  10. Peserta disiapkan.
  11. Pembacaan doa.
  12. Laporan pemimpin apél kepada Pembina apél bahwa apél telah selesai.
  13. Penghormatan umum kepada Pembina apél.
  14. Pembina apél diperkenankan meninggalkan lapangan apél.
  15. Peserta dibubarkan.


Petugas apél

  1. Protokol
  2. Pemimpin upacara
  3. Petugas pembaca 7 prinsip dasar gerakan Palang Merah Internasional
  4. Petugas pembaca Tribakti Palang Merah Remaja
  5. Petugas dirijen dalam menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ dan ‘Mars Palang Merah Indonesia’.
Selain itu, juga dibutuhkan pembina dan peserta apél.

Rabu, 27 April 2011

Palang Merah Indonesia



Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesia
Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

Sejarah

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.
Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.
Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.
Dibantu Panitia lima orang terdiri atas Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

Kemanusiaan dan Kerelawanan

Dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan seperti Strategi 2010 berisi tentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan perawatan di masyarakat, Deklarasi Hanoi (United for Action) berisi penanganan program pada isu-isu penanggulangan bencana, penanggulangan wabah penyakit, remaja dan manula, kemitraan dengan pemerintah, organisasi dan manajemen kapasitas sumber daya serta humas dan promosi, maupun Plan of Action merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa Swiss tahun 1999.
Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrar di bidang kemanusiaan.
Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut:
  1. Membantu saat terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan koreksi daerah melalui PRRI di Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasi kemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang.
  2. Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten Jayawijaya, bencana Gunung Galunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994), gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya.
  3. Transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik secara lengkap guna memberikan pelayanan kepada masyarakat secara murah.

Basis Masyarakat

Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.
Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan pelatihan untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)
Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan juga Palang Merah Remaja atau PMR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan

7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional

  1. Kemanusiaan (humanity)
  2. Kesamaan (impartiality)
  3. Kenetralan (neutrality)
  4. Kemandirian (independence)
  5. Kesukarelaan (voluntary service)
  6. Kesatuan (unity)
  7. Kesemestaan (universality)

Mars-Mars PMI

Hymne Palang Merah Indonesia

Hymne PMI
Palang merah Indonesia
Wujud kepedulian nyata
Nurani yang suci
Untuk membantu menolong sesama
PMI
Siaga setiap waktu
Berbakti, dan mengabdi
Bagi hidup manusia
Agar sehat sejahtera di seluruh dunia

Mars Palang Merah Indonesia

Mars PMI
Palang Merah Indonesia Sumber kasih umat manusia Warisan luhur, nusa dan bangsa Wujud nyata pengayom Pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa Mendarmakan bhakti bagi ampera Tunaikan tugas suci tujuan PMI Di Persada Bunda Pertiwi
Untuk umat manusia Di seluruh dunia PMI menghantarkan jasa
Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini adalah ciptaan Mochtar H. S. yang adalah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu. Lagu ini juga menandai pembentukan Palang Merah Remaja (PMR) Kudus. PMR Kudus merupakan yang kedua di Indonesia setelah Bandung. Bisa dibayangkan, PMI Kudus pada masa itu adalah cabang terkemuka di Indonesia.

Mars Palang Merah Remaja

Bhakti Remaja
Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya

SMANTURA RED CROSS

BALUT MEMBALUT

A.Jenis Pembalut/Perban
1.Perban segi tiga (Mitella)
2.Perban pita (Zwachtel)
3.Plester

B.Tujuan Membalut/Perban
1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.
2.Menopang yang cedera
3.Menahan dalam suatu sikap tertentu
4.Menekan
5.Menarik

C.Bahan Untuk Perban
Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka, plester, bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak mudah menyerap (kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas).

D.Jenis – jenis Pembalutan
1.Perban segi tiga (Mitella)
Perban segi tiga dibuat dari kain belacu atau kain muslin, perbannya dibuat segitiga sama kaki yang puncaknya bersudut 900 . Panjang dasar segitiga kira-kira 125 cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm. Buatlah terlebih dahulu kain segi empat dengan sisi 90 cm lalu lipat dua atau digunting pada garis diagnonalnya.
2.Balut segi tiga untuk kepala
Untuk luka kepala dapat dipakai perban segi tiga. Dasar segi tiga dilipat selebar 5 cm 2 kali. Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas dahi. Bagian yang mengandung lipatan diletakkan sebelah luar. Ujung puncak segi tiga ditarik ke belakang kepala sehingga puncak kepala tertutup kain segi tiga. Kedua ujung lipatan tadi dililitkan ke belakang kepala lalu kembali ke dahi dan dibuat simpul di dahi.
3.Balut segi tiga untuk bahu
Guntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Kedua ujung yang baru dibuat dililitkan secara longgar ke leher, lalu diikat ke belakang. Dasar segi tiga ditarik sehingga bagian bahu yang cedera tertutup. Lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan ke lengan dan diikat.
4.Balut segi tiga untuk dada
Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua ujung puncak itu secara longgar dibelakang leher, sehingga dasar segi tiga berada di depan dada. Lipatlah dasar segi tiga beberapa kali sesuai dengan kebutuhan lalu ujung dasar tadi diikat di punggung.
5.Balut segi tiga untuk pantat
Gunting puncak segi tiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua ujung puncak itu melingkari paha yang cedera. Buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga, lalu kedua ujungnya diikatkan melingkar di pinggang.

6.Balut segi tiga untuk tangan
Bila seluruh telapak tangan akan dibalut, dapat dipakai perban segi tiga. Letakkan dasar segitiga pada telapak tangan. Ujung puncak segitiga di lilitkan ke punggung tangan, sehingga seluruh jari – jari tertutup, lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan beberapa kali pada pergelangan tangan dan diikat. Bila segi tiga terlalu besar, buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga.

E.Cara Membuka Pembalut/Perban
Buka simpul perban, bila sulit, gunting saja. Tangan kanan memegang ujung perban. Bukalah gulungan dengan memindahkan perban itu ke kiri, lalu kembali lagi ke kanan dan ke kiri lagi. Begitu seterusnya sampai seluruh pembalut terlepas. Untuk membuka perban kotor pergunakan 2 buah pinset. Bila perban itu telah kotor atau tidak ingin dipakai lagi, lebih baik digunting dengan memakai gunting perban. Dengan demikian, perban lebih cepat terlepas.

F.Jenis – Jenis Perban Menurut Bahannya
1.Perban kasa  ibuat dari benang yang dianyam jarang – jarang, sering dipakai untuk membalut pada anggota badan.
2.Perban planel :Kain berbulu dipakai sebagai perban penekan pada pertolongan pertama.
3.Perban kambrik:Terbuat dari benang kasar pemakaian-nya sama dengan kasa.
4.Perban trikot :Sering dipakai untuk membuat perban ransel.
5.Perban katun dan linen:Dipakai dalam keadaan darurat, sebagai pembalut, penekan dan penarik
6.Perban elastis:Dipakai untuk balutan penekan pada keseleo atau salah urat (luksasio dan sprain) atau untuk membalut anggota gerak yang telah diamputasi.
7.Perban cepat:Dipakai untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, dalam peperangan pada luka tembak atau patah terbuka.
8.Perban gips

G.Cara – cara Membalut

1.Cara – cara khusus membalut perban kepala
a.Verban kepala fasela galenika
Cara memakainya adalah sebagai berikut :
Letakkan kain persegi itu diatas kepala dengan kedua ujung mengarah ke masing – masing telinga.
Ikatkanlah dengan peniti atau plester pita tengah dibawah dagu. Pita depan diikat ke belakang kepala, sedangkan pita belakang diikat ke dahi.
b.Perban pita untuk membalut kepala dengan cara mempersatukan (Fascia Union).
Perban yang dipakai dapat yang berkepala satu maupun yang berkepala dua. Dipakai untuk luka disamping kepala. Cara fascia union ini sangat merosot sehingga sekarang tidak dipakai lagi.

c.Perban kepala cara Fascia sagitalis
Perban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau disebut juga perban T. Perban ini dipakai untuk luka di kepala.
Mula – mula perban berkepala dua diletakkan pada dahi, lalu kedua ujung dililitkan ke belakang kepala. Ujung tengah perban juga diletakkan ke belakang. Setelah dihimpit dengan kedua ujung perban yang datang dari samping, kembalikan lagi ujung perban tengah ke depan. Demikian pula kedua ujung samping dililitkan kembali ke depan kepala sehingga mengimpit lagi ujung perban tengah. Demikianlah seterusnya sampai semua perban terpakai.
d.Perban kepala dengan cara pita silang (Fascia nodosa)
Dengan memakai perban berkepala dua. Bila kedua ujung perban telah sampai diatas salah satu telinga silangkanlah kedua perban itu lalu masing – masing ujung membalut dahi dan belakang kepala. Setelah kedua ujung sampai diatas telinga yang lain, dibuat pula silang, diatur menuju ke bawah dagu, bertemu kembali di atas telinga pertama, dan seterusnya.
e.Perban penutup kepala (Fascia kapitalis atau mitra hippokrates)
Sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Dipakai sebagai perban penutup atau pelindung luka kepala yang luas.
Satu orang berulang – ulang melingkarkan perban. Mulai dari dahi terus ke belakang sambil menghimpit perban kedua yang diletakkan berulang – ulang di atas kepala oleh orang kedua dari arah depan kepala ke belakang kepala. Balutan digeser sedikit demi sedikit ke kiri dan ke kanan.

2.Cara – cara membalut mata
a.Membalut satu mata (Monokulus)
Dipakai untuk menutupi atau menekan luka pada mata dan sekitarnya. Buatlah lingkaran perban di sekitar dahi dan belakang kepala beberapa kali. Lalu secara berangsur-angsur dililitkan sedikit demi sedikit ke mata yang cedera dan belakang kepala, sehingga seluruh mata tertutup.
Usahakan agar lapisan perban terbawah tidak menutup mata yang sehat
b.Membalut kedua mata (Binoukulus)
Cara ini dipakai untuk menutupi atau menekan mata, misalnya pada operasi katarak. Caranya : Mulailah seperti membalut satu mata. Setelah melingkarkan lapisan perban terakhir disekitar depan dan belakang kepala, teruskan dengan melingkari mata yang lain dengan cara yang sama, tetapi dengan arah sebaliknya. Ujung perban terakhir dilekatkan dengan sepotong plester.

3.Perban telinga cara koroner
Balutlah perban melingkar dahi dan belakang kepala beberapa kali, lalu berangsur – angsur diarahkan ke arah telinga yang sakit. Lakukan balutan perban itu terus sampai seluruh telinga tertutup. Usahakan lapisan perban terakhir berada di lingkaran dahi lalu dilekatkan dengan plester.

4.Perban pada anggota gerak badan berbentuk bulat panjang
Untuk melakukan perban pada leher, lengan atas dan paha dapat dibalut dengan 2 cara yaitu :
a.Membalut biasa (Dolobra currens)
b.Membalut pucuk rebung (Dolobra reversa)
Setiap kali membalut harus diperhatikan agar :
a.Perban saling menutupi lapis demi lapis.
b.Gulungan perban tidak boleh bergeser, walaupun saling bekerja.
c.Lilitkan perban harus cukup kencang.

5.Membalut persendian
Untuk membalut persendian dipakai :
a.Cara balut silang (Spica)
b.Cara balut penyu (testudo)
Ad. 1 Cara balut silang pergelangan tangan
Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan, lalu arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak tangan. Masukkan lilitan diantara ibu jari dan jari telunjuk, miring pada punggung tangan menuju pergelangan tangan. Lilitkan satu kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil menggeser perban sedikit demi sedikit sehingga seluruh pergelangan tangan terbalut.
Ad. 2 Membalut sendi siku cara penyu keluar (Testudo cubiti Reversa)
1.)Bengkokkan sedikit siku yang akan dibalut.
2.)Balutkan perban beberapa kali pada pertengahan siku.
3.)Arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal dan ke distal.
4.)Lanjutkan lilitan perban ke lengan atas dan ke lengan bawah berulang – ulang sampai seluruh sendi siku terbalut.
5.)Ujung lilitan perban terakhir dilekatkan dengan plester.

6.Cara-cara Membalut kaki (Membalut seluruh kaki)
a.Misalkan kaki kiri ingin dibalut, mulailah perban dari bagian punggung kaki menuju ke ujung jari – jari lalu ke telapak kaki. Peganglah dengan tangan kiri ujung perban yang ada di punggung. Dengan tangan kanan lilitkan perban untuk menutup jari – jari kaki dengan cara tadi. Bergantian ke lateral dan medial. Geserlah sedikit demi sedikit ke arah tengah jari – jari sehingga seluruh jari terbalut. Di telapak kaki, arah balutan melintang, sedangkan telapak kaki arahnya miring.
b.Kemudian lilitkan perban melintang punggung dan telapak kaki sehingga ujung – ujung perban tadi terhimpit. Buatlah lilitan perban sebanyak 3 lilitan sambil menggeser ke arah pergelangan kaki.
c.Sewaktu lilitan ke empat berada di punggung kaki, perban diarahkan di telapak kaki sekitar tumit. Kemudian dililitkan ke pergelangan kaki, terus ke punggung kaki lagi.
d.Ulangi lagi balutan seperti tadi beberapa kali, sampai seluruh kaki terbalut. Akhiri balutan pada pergelangan kaki.

H.Gips dan Pemasangannya.
Cara membuat gips spalk (Bidai gips)
Bila terjadi patah proximal, maka panjang gips spalk adalah dari pangkal jari sampai ke lengan atas kira – kira 2 jari dibawah lipatan ketiak.
Lengan harus ditekuk sampai 90 0 dengan telapak tangan agak diputar ke dalam (supinasi). Pergelangan tangan lurus dengan tulang lengan bawah.
Pada patah tulang tungkai bawah (Fraktur tibia dan fibula), gips spalk dan sirkuler harus dipasang mulai ujung jari sampai 2 – 3 cm dibawah sendi paha. Posisi kaki dan tungkai bawah dibuat sudut 900 sedangkan lutut agak ditekuk membuat sudut kira – kira 1700.
Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkuler dipasang mulai dari ujung jari sampai kira – kira 2 – 3 cm dibawah sendi lutut saja. Setelah diketahui panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan letakkan dimeja sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak atas, cukup dibuat 6 lapis, sedangkan untuk tungkai dibuat 8 – 10 lapis.
Setelah lapisan gips spalk selesai dibuat, basahkan lalu letakkan ke anggota gerak yang akan di gips. Sebelum di gips anggota gerak harus di reposisi dengan kain trikot atau kapas berlemak.
Setelah dipasang gips spalk, dibalut dengan perban kasa.
Gips sirkuler
Bila melakukan balutan secara gips sirkuler, setelah tulang yang patah direposisi, dilapisi dengan kapas berlemaj dan dipasang gips spalk langsung dibalut dengan perban gips dengan cara balut biasa. Gips yang telah dibalut itu diratakan dengan kedua telapak tangan agar perban gips melekat betul. Jari – jari tangan dan kaki bila tidak patah jangan di gips.
Bila dilakukan reposisi sanguinea, maka luka operasi ditutup dahulu dengan kasa steril yang telah dioles dengan antiseptik. Kemudian dipasang gips sirkuler. Luka operasi dibiarkan tertutup dengan gips, jahitan baru dilepas setelah gips dibuka.
Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus, untuk lengan memerlukan waktu 4 – 6 minggu, sedangkan untuk tungkai memerlukan 6 – 10 minggu. Makin muda usia seseorang, makin cepat sembuhnya.

MACAM PENYAKIT

1. Penyakit Tidak Menular
Penyakit dibedakan menjadi 2 :
Ø Penyakit tidak menular
Ø Penyakit menular
a. Penyakit Tidak Menular, macamnya :
1). Penyakit Tumor
2). Penyakit Gondok
3). Penyakit Gula (diabetes Melitus)
4). Penyakit Jantung
5). Penyakit Kekurangan Gizi
6). Peredaran Darah
1). Penyakit Tumor
Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan sel yang melebihi pertumbuhan jaringan di sekitarnya. Tumor dapat terjadi di sembarangan tempat dan jaringan. Tumor diberi nama sesuai dengan jaringan asalnya. Penyebab terjadinya tumur hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan tumor dapat terjadi karena penyinaran X yang terus menerus. Ada pula pendapat yang mengatakan sebagai akibat sinar matahari yang terus menerus. Ada yang mengira virus.
Pencegahan :
Oleh karena penyebab terjadinya penyakit tumor berlum diketahui, maka pencegahannya juga belum diketahui dengan tepat. Usaha belum diketahui dengan tepat. Usaha mengurangi akibat buruk penyakit tumor ialah dengan jalan mengenal gejala-gejala sedini mungkin.
2). Penyakit yang disebabkan oleh kelainan kelenjar Getah bening dan hormon.
a. Penyakit Gondok
Penyakit gondok adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada kelenjar gondok, terlihat dengan pembesaran di leher bagian depan. Kelenjar gondok ada dua. Apabila terjadi penyakit, mungkin sebelah saja yang membesar atau kedua-duanya.
b. Penyakit Gula
Glucon adalah salah satu hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Ada orang yang tidak sanggup menghasilkan insulin secukupnya untuk memenuhi keperluannya sendiri. Kekurangan insulin adalah naiknya kadar gula atau glukosa di dalam darah. Sedangkan sel-sel tubuh tidak mendapatkan persediaan yang cukup dari makanan. Dalam hal ini, kelebihan glukosa itu terbuang dalam air seni. Inilah yang disebut penyakit gula. Jika hal ini berlangsung terus, penderita menjadi lemah dan bisa meninggal karena kekurangan zat-zat makanan. Penyakit gula adalah penyakit yang aneh dan rumit. Bukan saja pankreas terlibat, melainkan juga alat-alat yang lain, termasuk kelenjar anak ginjal. Hypothyse, gondok, dan hati. Alam keadaan itu, penderita harus melakukan salah satu dari dua hal yang tersebut dibawah ini :
- Ia harus mengurangi makanan yang dimakan.
- Dia harus menyediakan cukup banyak insulin untuk memenuhi keperluan tubuhnya.
3). Jantung
Jantung sangat vital, yang berfungsi memompa aliran darah ke seluruh tubuh dan tidak pernah berhenti. Jantung mempunyai dua pompa, yang satu dibagian kanan. Yang satu dibagian kiri. Jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali sehari, terus menerus memompakan darah melalui lebih dari 60.000 mil pembuluh darah yang amat kecil.
Beberapa penyebab terjadinya serangan jantung adalah :
a). Akibat tekanan darah tinggi.
b). Suka merokok
c). Minum minuman keras
Ketiga penyebab Agina Pectoris yaitu keadaan nyeri tujuan yang menusuk-nusuk dan rasa seperti tertekan, terutama pada bagian dada.
4). Penyakit Karena kekurangan Gizi
Karena kekurangan vitamin A dalam makanannya, anak akan menderita buta senja (xeropthalmia). Pengobatannya adalah dengan memberikan makanan yang banyak mengandung vitamin A.
Kekurangan vitamin B1 akan mengakitbatkan pembengkakan di kedua tungkai sehingga sukar berjalan, tindakan lamban, an terlihat bermalas-malasan. Pengobatan adalah dengan memberikan makanan yang banyak mengandung vitamin B1.
5). Peredaran Darah
Darah manusia berwarna merah. Bila darah itu didiamkan beberapa waktu, akan kita dapati dua macam zat, yaitu :
a). Yang berwarna kekuning-kuningan.
b). Endapan yang berwarna merah (sel-sel darah).
Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, (leukosit), dan sel pembeku (trombosit). Pada orang laki-laki dewasa setiap 3 mm darah mengandung 5 juta sel, pada wanita dewasa 4 juta sel.
Golongan darah
Golongan darah manusia ada 4 macam, yaitu O, A, B, dan AB. Peredaran darah manusia terjadi karena adanya jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh melewati pembuluh nadi, kemudian kembali ke jantung (peredaran darah besar). Bersamaan dengan itu, jantung juga memompa darah ke paru-paru, kemudian kembali ke jantung (peredaran darah kecil).
Banyaknya darah pada manusia dewasa kira-kira 4 sampai 5 liter atau 1/13 berat badan orang tersebut. Jika berat badan 52 Kg. darahnya adalah 1/13x52=4 liter. Tekanan darah diukur dengan tensimeter (alat pengukur tensi). Yang diukur adalah tekanan sistole (yaitu waktu darah ditekan keluar dari jantung) 120 mm air raksa (Hg) dan tekanan diastoir (pada waktu darah masuk ke jantung) 89 mmHg. Jadi apabila banyaknya darah kurang dari normal, tekanan darah akan berkurang yang disebut hypotensi (hypo = bawah, kurang; tensi = tekanan). Bila tekanan darah lebih tinggi dari normal disebut hypertensi (hyper=lebih). Keadaan tersebut perlu diketahui penyebab kelainannya. Walaupun demikia, masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan kelainan pada tekanan darah, misalnya :
  1.  
    1. Kelainan pada pembuluh darah.
    2. Ketuaan
    3. Penyakit Jantung
2. Penyakit Menular
Adalah suatu penyakit yang dengan mudah berkembang ke tubuh lain dengan melalui perantara tertentu, secara langsung maupun tidak langsung. Yang tergolong penyakit menular adalah :
  1.  
    1. TBC
    2. Penyakit kulit (Jamur Kulit)
    3. Colera
    4. Flu / Pilek
    5. Penyakit Mata / Belek, dan lain-lain
Selain penyakit-penyakit di atas, penyakit menular yang perlu diwaspadai dan dicegah, karena tergolong sangat berbahaya yaitu HI/AIDS